Perbedaan Sablon Plastisol dan DTF : Mana yang lebih bagus?
Perbedaan Sablon Plastisol dan DTF : Mana yang lebih bagus? – Sablon plastisol adalah jenis sablon yang paling dicari saat ini. Sablon ini banyak diaplikasikan pada gambar-gambar raster. Banyak dari clothing brand juga menggunakan jenis sablon ini. Lalu apa sebenarnya sablon plastisol itu dan apa perbedaan nya dari jenis sablon lain?
Plastisol adalan jenis pasta sablon berbasis minyak atau solventbased. Berbeda dengan rubber, discharge dan superwhite yang tergolong waterbased. Persamaan dengan rubber yaitu sama-sama timbul pada permukaan bahan (tidak menyerap). Sedangkan perbedaannya terletak jelas pada karakteristik hasil sablon. Perbedaan paling mencolok yaitu ketika sablon ini di press, hasilnya akan sangat soft, lembut, solid dan kuat serta warna yang dihasilkan lebih keluar.
Kelebihan dan Kekurangan Sablon Plastisol
Kelebihan sablon plastisol bisa dilihat jelas pada karakteristik hasil sablonnya antara lain :
- Hasil sablon benar-benar solid. Ketika distretch, plastisol yang benar-benar matang akan sangat kuat dan tidak retak apabila ditarik.
- Handfeel sangat lembut jika difinishing press. Ketika tahap finishing, customer dapat memilih finishing glossy atau doff.
- Warna yang dihasilkan benar-benar keluar.
- Sangat cocok untuk gambar raster. Karena sifat plastisol yang tidak mudah kering atau mampet ketika proses sablon. Serta detail yang dihasilkan cukup tinggi.
Kekurangan sablon plastisol :
- Dalam perawatannya sablon jenis ini cukup tricky karena plastisol sangat tidak disarankan terkena setrika langsung pada hasil sablon. Jadi kaos harus dibalik ketika akan disetrika apabila terkena permukaan panas setrika akan rontok dan rusak.
- Sablon ini sangat menutup pori-pori bahan. Apabila ukuran design terlalu besar akan menyebabkan sirkulasi udara terhambat dan menyebabkan pemakai sedikti merasa gerah.
Perlu teman-teman ketahui jika harga sablon ini lebih mahal dibanding rubber karena pada proses produksinya memerlukan treatment tersendiri seperti perlunya pematangan menggunakan mesin curing dan heat press.
Perbedaan Sablon Plastisol dan DTF
Lalu dimana letak perbedaannya dengan DTF? Secara kasat mata memang sangat tipis perbedaannya. Apalagi jika teman-teman awam terhadap jenis sablon. Berbeda jika dari awal kita tahu proses pengerjaannya maka akan sangat mudah membedakan keduanya. Jika melihat hasil akhirnya, DTF sangat mirip dengan plastisol. Yang paling bisa dilihat adalah tekstur nya. Sablon Plastisol masih bertekstur mirip dengan karet, elastis dan terasa tebal di atas permukaan kain. Sedangkan DTF sangat tidak elastis. Malah di beberapa kasus ditemukan hasil DTF yang sangat kaku dan terlihat tidak nyaman jika dipakai.
Bagaimana dengan ketahanan nya? Dibeberapa kasus DTF terihat lebih awet dari sablon plastisol. Tapi tidak sedikit juga yang mengeluhkan hasil DTF yang ambrol ketika beberapa kali dicuci. Tentunya hal ini terjadi karena banyak faktor. Bisa kualitas cat plastisol yang tidak baik atau teknik pengerjaannya yang tidak sesuai SOP. Pada DTF, mungkin saja serbuk lem yang menempel terlalu tipis atau sedikit. Atau ketika proses hot press tidak tepat. Anggap lah keduanya dikerjakan dengan profesional, berkualitas dan sudah sesuai SOP. Mana yang lebih tahan lama? Menurut mimin, semua tergantung pada cara perawatan nya. (Baca juga : Cara Merawat Sablon DTF Supaya Awet).
Soal Harga Murah Yang Mana? Jelas DTF lebih ekonomis. Karena proses pengerjaan menggunakan mesin, sedikti tenaga manusia yang terlibat, otomatis harga produksi tidak setinggi sablon manual dalam hal ini sablon plastisol.
Begitu kira-kira informasi yang bisa kami berikan mengenai perbedaan sablon plastisol dan DTF. Semua berdasarkan pengalaman dari customer maupun kami sebagai produsen yang mengerjakan sablon plastisol dan DTF.
